Siasat 3W hadapi coronavirus

Oleh : Amran Razak

*Catatan spesial untuk sebayaku, mereka yang lahir sebelum tahun 1960 !

SUNGGUH memilukan saat membaca sebuah artikel Kompas.com berjudul “Melihat Kematian akibat COVID-19 di Indonesia, Kelompok Usia Berapa yang Paling Banyak?” (14/07/2020).  Tabel-tabel itu menunjukkan bahwa korban meninggal dunia paling banyak berada pada kelompok usia di atas 60 tahun yang berjumlah 1.429 jiwa (15,9 %). Berbanding dengan negara lain, seperti Singapura 6,83 %, Korea Selatan 5,98 %, Cina 5,96 %, dan Italia 22,14 %.

MIRIS mendengar ungkapan mantan Jubir COVID-19 yang amat populer itu, mengabarkan bahwa prioritas pemberian vaksin tidak termasuk mereka yang berusia 60 tahun keatas karena tidak termasuk dalam uji klinik vaksin dan mereka yang memiliki co-morbid. Ketua Tim Riset Uji Klinis Vaksin Covid-19 Universitas Padjadjaran Prof. Dr. Kusnandi Rusmil mengatakan dipilihnya rentang usia ini karena kelompok ini memiliki comorbid (komorbid) yang rendah. Komorbid adalah adanya penyakit penyerta. (cnbcindonesia.com, 14/8/2020).

Menghadapi kondisi pilu dan miris dari seusiaku, saya menawarkan siasat “tigawe” (3 W).  Siasat 3-W berupa bersikap WAJAR, senantiasa WARAS, dan selalu WASPADA.

WAJAR. Tak dapat disangkali lagi bahwa Covid-19 telah memasuki semua ruang kehidupan kita,  baik yang terlihat, terjamah maupun yang tak terlihat dan tak terjamah. Kita pun terpaku karenanya, seakan tak berdaya, pasrah, dan berserah diri kepada Ilahi Rabbi.

Upaya untuk melawan, menghindari sampai ‘rujuk?’  bersahabat juga hal yang wajar menghadapi coronavirus. Kerepotan baru (Adaptasi Kehidupan Baru, istilah Gubernur Jabar) dari kesemrawutan nikmat di masa lalu menjadi hal yang wajar pula. Menyaksikan tarian (kebijakan) pemerintah menyelaraskan penyebaran Covid-19 dan kebangkitan ekonomi bangsa terasa ‘terseot’ adalah hal yang wajar sebagai penari tak terlatih, terkadang melompat tak mengindahkan kaidah-kaidah dalam menari. TERSERAH pelatih !

WARAS artinya sembuh jasmani; sehat; sehat rohani (mental, ingatan). Hakekatnya mengandung makna agar kita senantiasa berperilaku hidup sehat. Menjaga agar perilaku hidup sehat menjadi ritme kehidupan keseharian kita — tak bisa dielakkan lagi.

Cegah Covid di Rumah.  memulainya dengan membuka jendela kamnar,  membuka tirai agar tembus sinar matahari; menggunakan pelembab ruangan; membersihkan westafel; dan  bersihkan barang-barang yang gunakan setiap hari.

Seruan WHO. Jaga kebersihan tangan; Jangan menyentuh wajah; Terapkan etika batuk dan bersin; Pakai masker; Jaga jarak;  Isolasi mandiri; Jaga kesehatan.

Zona Kuning Tetua. Seruan penuh derita dialami usia 55thn keatas agar bisa tetap survive masuk New Normal. (1)Menunda perjalanan ke LN selama 2 tahun. (2)Jangan makan makanan di luar selama 1 tahun. (3)Jangan pergi ke pesta pernikahan yang tidak perlu atau upacara serupa lainnya. (4)Jangan melakukan perjalanan yang tidak perlu. (5)Jangan pergi ke tempat ramai setidaknya selama 1 tahun. (6)Benar-benar mematuhi  physical distancing.  (7)Tinggal jauh dari orang yang menderita batuk. (8)Tetap pakai masker dan sering cuci tangan habis pulang dari luar. (9)Jangan pergi ke cinema, mal, pasar tradisional yang ramai selama 6 bulan dari sekarang termasuk  ke taman, pesta, dll, lebih baik  dihindari. (10)Tingkatkan imun tubuh/kekebalan.(11)Sangat berhati-hati saat berada di toko baju atau di salon kecantikan. (12) Menghindari pertemuan2, rapat atau undangan yang ramai orang, Ingatki : Sosial distancing. (13) Jangan memakai ikat pinggang, cincin, jam tangan, saat Anda keluar,  ponsel anda punya jam waktu. (14) Menonton tidak diperlukan. (15) Hindari memakai saputangan. Pakailah sanitiser & tisue jika diperlukan. (16) Jika anda keluar pakai sepatu jgn dibawa masuk ke dalam rumah Anda. (17) Tinggalkan di luar dan dicuci serta dijemur. (18) Bersihkan tangan & kaki Anda saat Anda pulang dari luar. (19) Ketika Anda merasa sudah mendekati pasien yang dicurigai, mandilah dengan seksama. (20) Ada/tidak ada anjuran anjuran, selama 6 bulan hingga 12 bulan berikutnya ikuti tindakan pencegahan ini.  Menu yang panjang dan menjemukan agar bisa tetap waras.

NEW NORMAL… bukan lagi milik usia lanjut. Bahkan dengan tegas dikategorikan bahwa yang bisa merajalela ber-Adaptasi di Kebiasaan Baru (AKB) ini hanya mereka yang berusia 45thn kebawah.

WASPADA maksudnya kita harus berhati-hati dan berjaga-jaga; bersiap siaga. Perkakas untuk mawas-diri, berjaga-jaga memasuki kenormalan baru (New Normal) adalah kemampuan diri untuk mendeteksi, mengisolasi, memeriksa, melacak, menekan orang-orang yang kemungkinan berhubungan dengan pasien; menekan penyebaran di lingkungan berisiko tinggi seperti rumah-rumah lansia hingga tempat-tempat berkerumun; mengukur sistem pencegahan di tempat-tempat kerja; menangani penularan kasus impor; hingga melibatkan aspirasi komunitas dan warga dalam transisi menuju new normal.

Bersikaplah  WAJAR, WARAS,  tetap WASPADA.

اللَّهُمَّ إنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنَ البَرَصِ، والجُنُونِ، والجُذَامِ، وَسَيِّئِ الأسْقَامِ

“Ya Allah, aku berlindung kepadaMu dari penyakit lepra, gila, kusta, dan penyakit-penyakit buruk.”

#tolong share jika bermanfaat !

Diedit : 3 November 2020