DANA STIMULUS DUNIA PERANGI COVID-19

Oleh :  Amran Razak (Guru Besar Ekonomi Politik Kesehatan Universitas Hasanuddin)

Negara-negara kaya di dunia telah menyiapkan dana yang besar berjumlah triliunan dolar atau ribuan triliun rupiah untuk menangani dampak wabah virus Corona (Covid-19). Wabah covid-19 ini mengguncang perekonomian global ke arah resesi dan menimbulkan pembatasan gerak publik terbesar sejak Perang Dunia II.
Wabah virus Corona, yang menyebar pertama kali di Kota Wuhan, Provinsi Hubei, Cina, sejak Desember 2019, ini telah menginfeksi sekitar 1.272.860 orang di 208 negara. Jumlah total korban meninggal tercatat sebanyak 69.422 orang, yang mayoritas berada di Amerika Serikat. Di Indonesia terinfeksi sebanyak 2.454 orang, korban meninggal tercatat 198 orang (6/4/2020).

INGGRIS
“Inggris menyiapkan paket penyelamatan bisnis dari kebang-krutan senilai US$ 400 miliar atau sekitar Rp 6.200 triliun,” begitu dilansir Reuters pada Selasa, 17 Maret 2020.
Penyusun anggaran mengatakan skala pinjaman yang dibutuhkan bisa menyamai utang yang dibuat pada saat invasi Nazi Jerman pada 1939 – 1945.
“Sekarang bukan saatnya untuk merasa enggan soal utang sektor publik,” kata Robert Chote, kepala kantor Pertanggung-Jawaban Anggaran, seperti dilansir Reuters. Kantor ini menyediakan analisis dan pandangan mengenai keuangan Inggris bagi para anggota parlemen.
Pemerintah Inggris telah memerintahkan penutupan pub, kelab malam, restoran, bioskop hingga gedung pertunjukan.
AMERIKA SERIKAT
Presiden Amerika, Donald Trump, telah mengusulkan rencana menggelontorkan paket stimulus senilai US$1 triliun atau sekitar Rp15.400 triliun ke masyarakat dan market.
Trump mengatakan akan mengirim bantuan langsung tunai dalam dua pekan seiring jumlah korban meninggal akibat virus Corona naik jadi 108 orang. Jumlah korban terinfeksi di sana sebanyak lebih dari 5.700 orang.
Perusahaan maskapai penerbangan atau airline menjadi salah satu sektor paling terdampak akibat penutupan penerbangan dan pelarangan di sejumlah negara. Industri ini meminta pemerintah AS menggelontorkan dana bantuan dan pinjaman US$ 50 miliar atau sekitar Rp 771 triliun agar tetap bisa beroperasi seiring anjloknya jumlah penumpang.
PERANCIS
Perancis memompa US$50 miliar atau sekitar 771 triliun untuk menolong perekonomiannya yang melemah drastis. Dana ini akan digunakan untuk membantu perusahaan dan para pekerja.
“Saya selalu mendorong keuangan yang hemat pada masa damai sehingga Prancis tidak harus berhemat pada saat perang,” kata Gerald Darmanin, menteri Urusan Anggaran, seperti dilansir media Les Echos.
Meski pemerintahan negara besar telah mengumukan paket stimulus ekonomi, pasar saham dunia dan minyak tetap mengalami kejatuhan harga. Wall Street, misalnya, mengalami penurunan indeks terbesar sejak Black Monday pada 1987.
ITALIA
Perdana Menteri Italia Giuseppe Conte menyatakan telah menyiapkan langkah antisipatif baru guna meredam pandemi COVID-19, khususnya di Italia. Bantuan itu bisa berupa voucher kebutuhan belanja pokok dan paket makanan, dan disiapkan guna membantu mereka yang dinilai paling terpukul dalam situasi darurat wabah corona.
Seperti dikutip dari Reuters, dalam konferensi pers, Conte menyampaikan bahwa pemerintah akan menggelontorkan dana sekitar 4,3 miliar Euro kepada tiap Wali Kota di Italia. Dana itu, kata Conte, diharapkan dapat dimanfaatkan mereka untuk menangani kebutuhan warganya. Selain itu pemerintah juga menyiapkan dana sebesar 400 juta Euro yang akan dialokasikan pemerintah bagi mereka yang tak memiliki uang untuk sekadar berbelanja kebutuhan dasar.
“400 juta lainnya akan disediakan dalam dana khusus untuk orang yang tidak memiliki uang untuk mereka berbelanja,” ujar Conte seperti dikutip dari Reuters, Minggu (29/3).
Sebagai negara kedua yang paling parah terkena dampak virus corona, mereka telah menyetujui pencairan dana stimulus sekitar 25 miliar euro pada awal bulan Maret lalu. Jumlah yang sama, menurut Conte, juga akan disiapkan pada bulan April mendatang.
AUSTRALIA
Parlemen Federal Australia telah menggelontorkan dana bantuan senilai 84 miliar Dollar AS untuk pekerja, pelajar dan bisnis yang terkena dampak wabah virus corona. Anggaran itu akan dipersiapkan untuk selama lima bulan dalam menangani penyebaran virus corona di negara itu.
Anggota parlemen dan senator datang ke Canberra untuk memberikan suara terkait usulan langkah-langkah stimulus pemerintah itu. Usulan stimulus anggaran itu disahkan tanpa ada penolakan dari DPR dan Senat di Gedung Parlemen, pada Senin (23/3/2020) malam waktu setempat.
“Langkah-langkah yang telah disahkan oleh Parlemen hari ini mewakili dukungan paling signifikan bagi ekonomi dan masyarakat Australia sejak perang,” kata Bendahara Josh Frydenberg, seperti dilansir ABC Australia, Selasa (24/3/2020).
“Ada banyak yang harus dilakukan untuk negara ini dalam minggu-minggu dan bulan-bulan mendatang, tetapi bekerja bersama, kita dapat mendukung komunitas Australia pada saat mereka membutuhkan,” sambungnya. Perwakilan tenaga kerja Tony Burke mengatakan kerja sama Parlemen ini “telah menjadi contoh terbaik Parlemen saat ini, bekerja pada saat negara menghadapi beberapa yang terburuk”.
Undang-undang mendukung paket stimulus ekonomi coronavirus pertama, senilai 17,6 miliar Dollar AS, dan 66 miliar Dollar AS dalam paket kedua pada akhir pekan.
JEPANG
Anggaran darurat tahap pertama segera akan dikeluarkan pemerintah Jepang sebesar 10,3 miliar yen antara lain untuk membayar biaya charter pesawat dari Jepang ke Kota Wuhan, Provinsi Hubei China mengevakuasi warga Jepang terkait virus corona. “Dana 10,3 miliar yen untuk pembayaran segera berbagai keperluan saat ini seperti pembayaran biaya charter pesawat terbang mengevakuasi para warga Jepang di China,” ungkap sumber Tribunnews.com, Jumat (14/2/2020). Dari 10,3 miliar yen itu sebesar 2,3 miliar yen di antaranya untuk biaya pesawat charter serta pasokan makanan dan peralatan ke kapal pesiar Diamond Princess.
Kemudian 500 juta yen dipasok bantuan subsidi pemerintah Jepang untuk memproduksi masker yang jumlahnya sangat menipis. Lalu untuk sistem karantina agar bisa lebih diperketat lagi dipasok subsidi sebesar 300 juta yen agar penanganan virus lebih komprehensif lagi, mengingat adanya petugas karantina yang akhirnya terinfeksi virus corona dua hari lalu, Rabu (12/2/2020).
Keseluruhan anggaran bantuan darurat Jepang terkait dampak corona termasuk bantuan untuk para UKM di Jepang diperkirakan mencapai 500 miliar yen.
Penarikan tunai anggaran darurat tersebut sebagai hasil rapat dari kabinet Jepang yang dipimpin oleh PM Jepang Shinzo Abe, Jumat (14/2/ 2020) pagi.
KOREA SELATAN
Pemerintah Korea Selatan mengatakan akan mengucurkan anggaran tambahan senilai 11,7 triliun won atau US$9,8 miliar untuk membantu bisnis yang terkena dampak wabah virus corona.
Rencana itu akan menambah anggaran pengeluaran tahunan menjadi 8,5 triliun won, angka terbesar sejauh ini. Sedangkan 3,2 triliun won lainnya akan dicanangkan untuk mengatasi kekurangan pajak pendapatan.
Pemerintah Korea Selatan akan menyerahkan rencana anggaran tambahan ini untuk disetujui parlemen pada Kamis 5 Maret 2020. Obligasi pemerintah senilai 10,3 triliun won akan dikeluarkan untuk mendanai rencana tersebut. Hal ini akan meningkatkan rasio utang terhadap PDB menjadi 41,2 persen dari 39,8 persen.
Data terbaru dari Korea Selatan menunjukkan epidemi tersebut menekan permintaan domestik dan memukul rantai pasokan. Pabrik-pabrik di dalam negeri dan di China beroperasi jauh di bawah kapasitas normal. Presiden Moon Jae-in sebelumnya menyerukan langkah-langkah luar biasa untuk melindungi ekonomi Korea Selatan.
Anggaran baru itu mengalokasikan 2,3 triliun won untuk dukungan medis, berupa pembangunan klinik dan tunjangan pasien. Sebanyak 2,4 triliun won lainnya akan digunakan untuk memberikan pinjaman dan subsidi untuk bisnis, sementara 3 triliun won akan digunakan untuk mendukung keluarga dan pekerjaan berpenghasilan rendah.
Sebelum virus menyerang, ekonomi Korea Selatan menunjukkan beberapa tanda-tanda pemulihan, yang sekarang tampaknya telah digerogoti atau ditunda epidemi. Bank of Korea bulan lalu memangkas perkiraan pertumbuhan untuk tahun ini menjadi 2,1 persen dari 2,3 persen.
ARAB SAUDI
Kerajaan Arab Saudi memutuskan menyiapkan anggaran SAR 50 miliar (Rp 198 triliun) dengan memotong anggaran tahun ini untuk penanganan virus corona. Keberadaan virus tersebut sangat merugikan sektor ekonomi masyarakat di kerajaan.
Menteri Keuangan Saudi Muhammad al-Jadaa mengatakan, lima persen anggaran 2020 akan dialokasikan untuk daerah-daerah yang memiliki dampak sosial dan ekonomi sejak munculnya wabah corona.
“Pemerintah mengambil langkah-langkah untuk mengurangi dampak penurunan harga minyak dan akan mengambil langkah tambahan untuk menghadapi penurunan harga yang lainnya,” katanya dilansir di Arab News, Kamis (19/3). Ia mengatakan, kerajaan memiliki cadangan dan aset keuangan sangat besar yang akan memungkinkannya menghadapi tantangan yang diakibatkan Covid-19. Hal ini dilakukan untuk menjaga keberlanjutan dan stabilitas dalam jangka menengah dan jangka panjang.
MALAYSIA
Pemerintah Malaysia akan mengucurkan anggaran sebesar 250 miliar ringgit atau setara dengan Rp 928 triliun (Rp 3.713/ringgit). Anggaran ini untuk paket stimulus ekonomi untuk menanggulangi wabah virus corona. Hal ini diumumkan oleh Perdana Menteri Malaysia Muhyiddin Yassin, Jumat (27/3/2020). Anggaran akan dialokasikan untuk beberapa sektor. Di mana 128 miliar ringgit digunakan untuk melindungi kesejahteraan rakyat, 100 miliar ringgit digunakan untuk mendukung bisnis seperti usaha kecil dan menengah.
Senin lalu (23/3/2020), Pemerintah Malaysia juga telah mengumumkan alokasi total 600 juta ringgit untuk Departemen Kesehatan guna membeli peralatan medis dan menambah perawat.
Sebelumnya telah diumumkan kontribusi Dana Pegawai yang berusia di bawah 55 tahun, dapat menarik 500 ringgit hingga 12 bulan. Alokasi 130 juta ringgit juga juga telah diumumkan dan akan didistribusikan secara merata ke semua negara bagian, seperti dimuat The Star.
Ada pun alokasi paket stimulus tersebut akan diberikan kepada Kementerian Kesehatan sebesar 500 juta ringgit untuk meningkatkan pasokan peralatan medis dan sumber daya manusia.
Pemerintah juga akan menaikkan tunjangan khusus untuk para petugas kesehatan dari 400 ringgit menjadi 600 ringgit sebulan dari 1 April hingga pandemik berakhir.
Tunjangan tambahan sebesar 200 ringgit juga diberikan kepada petugas garda depan seperti polisi, imigrasi, dan Departemen Bea Cukai. Sebesar 1.600 ringgit akan diberikan dalam bentuk bantuan untuk rumah tangga dengan penghasilan di bawah 4.000 ringgit. Sebesar 200 ringgit akan diberikan satu kali pada siswa yang terdampak.
Indonesia : Berapa, Apa Saja dan Untuk Siapa ?                                              Pemerintah menghitung skenario ringan hingga berat dampak dari virus corona (Covid-19). Penghitungan tersebut dengan melihat prediksi penyebaran dan penanganan Covid-19 ke depan. Presiden Jokowi menegaskan agar Indonesia tidak sampai pada skenario terburuk. “Saya kira kita ingin kita berada di skenario yang ringan dan kalau betul-betul sulit dibendung ya paling tidak kita masuk ke skenario sedang jangan sampai masuk ke skenario yang paling buruk,” ujar Jokowi ketika membuka rapat di Istana Merdeka, Selasa (24/3).
Sebelumnya Jokowi meminta agar pemerintah daerah menyiapkan jaring pengaman atau safety net untuk menjaga dampak Covid-19. Hal itu bisa dilakukan dengan refocusing kegiatan dan realokasi anggaran sesuai Instruksi Presiden nomor 4 tahun 2020.
Pemerintah menyiapkan tambahan anggaran Rp 405,1 Triliun untuk penanganan Covid-19. Dana dialokasikan di 4 sektor guna menahan dampak pandemi ke sektor ekonomi dan sosial.
1. Sektor Kesehatan sebanyak Rp 75 Triliun meliputi alat kesehatan, perlindungan tenaga kesehatan, peningkatan kapasitas rumah sakit.
2. Social Safety Net (Perlindungan Sosial) sebanyak Rp 110 Triliun mencakup 10 juta penerima Program Keluarga Harapan (PKH); 20 juta penerima kartu prakerja; insentif cicilan KPR untuk Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR); diskon tarif listrik bersubsidi.
3. Program Pemulihan Ekonomi sebanyak Rp 150 Triliun untuk restrukturisasi kredit, penjaminan & pembiayaan dunia usaha khususnya UMKM.
4. Insentif Perpajakan dan Stimulus KUR sebanyak Rp 70,1 Triliun mencakup insentif PPh 21 (maksimal penghasilan Rp 200 juta/tahun), pembebasan PPh Impor, Restitusi PPN dipercepat, tarif PPh Bahan diturunkan menjadi 22 %, dan penundaan pokok dan bunga KUR 6 bulan.
Sebelumnya, telah dianggarkan stimulus 1 sebesar Rp 10,3 Triliun dan stimulus 2 senilai Rp 22,5 Triliun.
***
Fadli Zon – Anggota DPR RI dari Partai Gerindra menuliskan bahwa dari empat poin tersebut, kalau dijabarkan, insentif perpajakan dan program pemulihan ekonomi nasional besarannya mencapai Rp 220,1 triliun, atau sekitar 54,3 persen dari total tambahan belanja tadi.
Lho, ini kan dalam kondisi darurat kesehatan, tapi kenapa belanja terbesarnya justru dialokasikan sebagai insentif ekonomi bagi para pengusaha?! Artinya, rakyat kecil mendapat stimulus lebih kecil ??
Kamrussamad yang juga anggota DPR RI dari Partai Gerinda, mempertanyakan pada Menteri Keuangan saat Raker Komisi XI DPR RI terkait total dana sektor kesehatan dalam mengatasi Covid-19 justru lebih kecil dibandingkan negara tetangga, Malaysia.
“Kenapa Indonesia Jauh lebih kecil anggaran pandemik Covid-19 jika dibandingkan dengan Malaysia? (Indonesia 2,5% dari PDB sedangkan Malaysia 10% dari PDB) Sementara jumlah penduduk Indonesia jauh lebih besar,” kata Kamrussamad, Senin (6/4).

Padahal, kata dia, pelebaran defisit anggaran dari 1,76% menjadi 5,07% dari PDB pada APBN 2020 diharapkan difokuskan pada kebijakan fiskal untuk krisis kesehatan dan skema subsidi UMKM serta masyarakat miskin melalui program jaring pengamat sosial.

Kelihatannya, dana stimulus menjadi ujian bagi pemerintah dalam menyiasati berbagai hal — atas nama covid-19.
Kita lihat saja nanti !

Pertapaan Bukit Baruga, 07/04/2020