ADAPTASI DAN EVOLUSI BERSAHABAT CORONAVIRUS

 

Oleh : Abdul Hakim (Pengusaha, warga Tana Matoa – Bukit Baruga, Makassar)

Pandemi yang melanda dunia saat ini, membuat kepanikan tak terkendali, mengakibatkan kebingungan di setiap sudut kehidupan dan keseharian makhluk manusia. Sepertinya, manusia sebagai makhluk hidup yang berakal seakan keteteran dalam menemukan metode yang jitu menangani penyebaran coronavirus (Codiv-19) di seantero dunia. Akhirnya, cenderung meniru metode yang sudah terjadi di negara lain yang terkena dampak Covid-19. Hampir Tidak ada yang memikirkan  inovasi baru terhadap metode penanggulangan coronavirus (Covid-19).

Menebar Kekacauan

Stimulan dana yang diluncurkan negara-negara maju cukup besar, ribuan trilun rupiah untuk melawan penyebaran coronavirus (Covid-19) dan pemulihan sektor ekonomi di dunia. Disisi lain, pemberlakuan lockdown, isolasi mandiri, membatasi gerak manusia produktif, yang berdampak merumahkan pekerja, pemutusan hubungan kerja (PHK),  berujung pada meningkatnya secara drastis pengangguran di berbagai negara terdampak COvid-19. Hal ini, meningkatkan pula angka kemiskinan, akibat lemahnya dayabeli masyarakat.

Simple dan Sederhana. Untuk Mengurangi biaya yang harus ditanggung Pemerintah seharusnya tidak perlu melakukan Lock Down, PSBB, penutupan Mal, Pasar, dan toko-toko di mana-mana.

Sebaiknya pemerintah melakukan sosialisa tata cara menghindar virus corona ke masyarakat secara ketat sesuai Protokol WHO. Memberdayakan kekuatan media (media cetak, elektronik, dan medsos) secara maksimal.

Seluruh Instansi dan Perusahaan Diwajibkan menyiapkan alat tes dan Protocol Keamanan di tempat kerja (jadi Pemerintah tidak perlu mendanai). Meskipun demikian, Pemerintah juga harus menyiapkan barang kebutuhan masyarakat untuk dapat di beli dengan mudah oleh instansi dan pengusaha….dengan harga yang  terjangkau (harus diawasi secara tegas), sehingga Ekonomi dan Pemerintahan tidak terpengaruh oleh pandemi ini.

Kebangkrutan, PHK dan di rumahkan pasti tidak akan terjadi di mana-mana. Akhirnya beban Pemerintah akan sangat berkurang. Mesjid atau Tempat iIbadah lainnya juga tidak perlu ditutup, cukup setiap mesjid Mengawasi secara ketat Potokol WHO tentang tatacara berkumpul dan jaga jarak aman dari serbuan virus corona. Inisiatif ini, sebaiknya diprakarsai pengurus mesjid dan menggunakan dana mesjid bersangkutan.

Adapun Masyarakat yang terkena Virus (terindikasi Positif dan ODP dan PDP)… untuk warga menengah kebawah bisa menggunakan kartu BPJS Kesehatan. Untuk warga menengah keatas diarahkan untuk isolasi mandiri (terserah mau di Rumah atau Hotel ).

Tugas Pemerintah tinggal memantau, tanpa mengeluarkan anggaran yang besar….  Pemerintah paling menyiapkan lahan pekuburan, lokasi Karantina dan Tenaga Medis.

Biarkan Alam yang menseleksi manusia,. Dengan adanya virus ini, pola hidup masyarakat dunia akan semakin baik ( Disiplin, Bersih, dan Hidup Sehat) otomatis akan dijalankan dengan sendirinya, tida lagi dipaksakan.

Pada Akhirnya Masyarakat Akan Ber ADAPTASI DAN bER EVOLUSI…

Dar iyang dulunya Jorok menjadi Bersih

Dari yang dulunya Malas menjadi Rajin

Dr yg dulunya Sakit2an menjadi Sehat.

Bisa jadi yang dulunya Bodoh menjadi Pintar.

Akhirnya Sumber Daya Manusia menjadi sangat Meningkat…..

 

Efek negatifnya juga pasti ada, antara lain di awal pelaksanaannya pasti akan berdampak pada  kenaikan  drastis jumlah manusia yang susfect, begitu juga kematian. Rumah Sakit akan kesulitan menampung Pasien Positif,  tapi ini tidak akan berlangsung lama, karena semakin cepat penyebaran nya, maka semakin cepat penyembuhannya.

Semakin Cepat Manusia Beradaptasi.

Terakhir….SELEKSI ALAM

Bukit Baruga, 25 Mei 2020