Menakar Kemampuan Negara Mengendalian Covid-19 : Perspektif Ekonomi Politik

PROLOG

Menakar Kemampuan Negara Mengendalikan Covid-19 (Perspektif Ekonomi Politik), ditulis sejumlah gurubesar dan dosen senior dari berbagai wilayah di Indonesia (Bogor, Jogyakarta, Makassar dan Jakarta) mengisi masa berharga Work From Home (WFH).

Kumpulan tulisan ini dihimpun dari berbagai WAGs terutama Guru Besar Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (KAHMI) yang diasuh Kang Jana (Sujana Sulaeman), Dewan Profesor UNHAS, dan Forum Dosen & Narasumber Majelis koran Tribun Timur termasuk WAGs Peduli Sosial Ikatan Alumni Fakultas Ekonomi Universitas Hasanuddin (IKAFE UH).

Bermula dari tulisan inspiratif Prof. Didin S. Damanhuri, berjudul “Ekonomi Politik Covid-19” di WAGs Guru Besar KAHMI, lalu Prof. Marsuki, DEA, Ph.D. bertajuk “Menyikapi Krisis Kemanusiaan Virus Corona”. Tulisan lainnya karya Prof. Marsuki, DEA, Ph.D. berjudul “Optimisme Di Tengah Keterpaparan Wabah Covid-19”. Selanjutnya, tulisan Prof. Hilman Latief, M.A., Ph.D. berjudul “Solidarity-Buying : Pengaman Sosial Masa Pendemik”.

Tulisan-tulisan Dr. Chazali Situmorangi berjudul “Pilihan Lockdown Antara Kepentingan Ekonomi Dan Nyawa Manusia”, dan “Presiden Bagi Sembako, Melawan Keganasan Covid-19” serta “Peraturan Pemerintah Amanat UU 6/2018, Yang Belum Lengkap Diterbitkan”. Adapun tulisan2 editor berjudul : “Dana Stimulus Dunia Perangi Covid-19”, Nyawa versus Dana Dalam Lingkar Merah Covis-19” dan “Menelusuri Status Ekonomi Pasien Covid-19”, serta “JK, Coronavirus, Ancaman Ekonomi : Dalam Pandangan Taslim Arifin”

Buku Menakar Kemampuan Negara Mengendalikan Covid-19 (Perspektif Ekonomi Politik) diawali sebuah lagu hits penyanyi rock Bon Jovi (2020) dari Sayreville, New Jersey, Amerika Serikat untuk menyemangati penduduk bumi menghadapi virus corona “DoWhatYouDo”… When you can’t do what you do — you do what you can.

Hikmat dari Coronavirus ditulis oleh Prof. dr. Irawan Yusuf, PhD : “Saatnya Pengusaha Ubah Orientasi dari Profit ke Benefit”. Menurutnya; efek wabah global ini ‘mengubah paksa’ cara bisnis konvensional ke digital. Kini semua mengkonfirmasi efisiensi itu adalah Work From Home (WFH). Pengusaha dan pemilik modal tak fokus ke manajemen produksi dan mulai investasi ke manajemen resiko.

Semoga buku ini, bisa ‘menghibur’ di saat kita menghadapi covid-19. #YAKUSA

***

EPILOG

“We know how to bring this economy back life. What we do not know is how to bring people back to life,” (“Kami tahu cara menghidupkan kembali ekonomi. Yang kami tidak tahu adalah bagaimana menghidupkan kembali orang yang mati,”), tulis Presiden Ghana, Nana Akufo-Addo di akun Twitter resminya menyikapi pilihan lockdown dinegaranya (28/3/2020).

Pemerintah Indonesia akhirnya memilih Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dengan mengecualikan 8 perkara. Sebelumnya, sejumlah Perguruan Tinggi ternama, pakar-pakar kesehatan masyarakat dan sejumlah pemerintah provinsi (pemprov) serta Kab/Kota di Indonesia lebih memilih lockdown.

Sejak pelaksanaan PSBB hingga jelang akhir april 2020, belum terlihat penurunan angka bagi pasien yang terinfeksi.

Jangankan turun, datar pun belum, masih menanjak naik menuju puncak kurva. PSBB juga dinilai birokratis.

Disamping itu, kritik juga mengemuka terhadap tambahan belanja dan pembiayaan APBN 2020 sebesar Rp. 405,1 Triliun untuk penangganan dampak covid-19 di Indonesia. Ternyata 54,3 % untuk insentif perpajakan dan program pemulihan ekonomi. Katanya darurat kesehatan, tapi kenapa belanja terbesar justru dialokasikan sebagai insentif ekonomi bagi para pengusaha, tulis Fadli Zon.

***
Kita patut bersyukur — punya kabar menggembirakan dari hasil perjuangan mati-matian tenaga medis dan paramedis serta relawan kesehatan untuk menahan angka kematian dan meningkatkan angka kesembuhan. Bahkan kini, angka kesembuhan mulai lebih tinggi dari kematian.
#dirumahsaja, menjaga dan menghormati pengorbanan para perjuang atasi Covid-19.

Sejarawan Israil, Profesor Yuval Noah Hariri, menulis dua buku Homo Sapiens dan Homo Deus. Berkisah tentang asal-usul dan perjalanan panjang spesies hidup mahluk manusia (homo sapiens) di muka bumi ini sejak ratusan ribu tahun yang lalu.
Ternyata manusia dapat menaklukkan makhluk bumi lainnya berkat kemampuan uniknya untuk percaya pada mitos-mitos kolektif tentang dewa, uang, kesetaraan dan kebebasan. Era kini (homo deus) menggambarkan situasi masa depan dan mengeksplorasi bagaimana kekuatan global bergeser dari kekuatan utama evolusi—seleksi alam—digantikan oleh teknologi baru tingkat dewa, seperti kecerdasan buatan dan rekayasa genetika.

Kehadiran virus corona, yang membuat kita terpaksa masuk “penjara baru” melalui isolasi Lockdown atau  Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Terpaksa mandi disinfektan, bahkan ada anak manusia meninggal karena meminum disinfektan — bukan tanpa alasan.

Apalagi kalau muncul tipe baru virus corona ?.

Mengingat kemampuan virus tersebut mengadaptasi lingkungannya. Genome mutations sepertinya akan berdampak pada beberapa hal; virulensi, resistensi, endurance, breeding, tulis Prof. Budu – Dekan Fak. Kedokteran & Bos Satuan Gugus Pencegahan Covid-19 Unhas itu, di WAGs Dewan Professor Unhas (21/3/2020).

Saatnya kita mengusir ‘kepongahan’ makhluk manusia yang melampaui ‘keharmonian-bumi’, ‘penzaliman berlebihan’ terhadap bumi dan makhluk hidup lainnya ciptaan Allah SWT.

Semoga cobaan ini, cepat berlalu. Aamiin YRA.

SELAMAT MENUNAIKAN IBADAH PUASA,RAMADHAN 1441 H

Salam Editor

AR